Saturday, March 24, 2018

6 bulan lagi ....

9 Februari 2018, saat dimana gue harus ikhlas meninggalkan pekerjaan gue di perusahaan yang sudah terlanjur gue taruh rasa cinta, loyalitas, dan totalitas gue terhadapnya. Entah, sebegitu nyaman gue bergabung disana, padahal, di tanggal itu gue baru genap setahun. Disana, banyak hal, banyak ilmu, banyak cerita yang belum pernah gue dapet sebelumnya. Eh iya, juga banyak temen yang inspiratif yang dari mereka juga lah gue ambil hal-hal positif. Satu tahun adalah cukup buat gue menyerap ilmu yang lumayan banyak sih menurut kapasitas gue, yha! Oh ya, alasan gue meninggalkan pekerjaan tersebut adalah hired of expired atau habis kontrak. Macem pemain bola profesional aje. Gue adalah salah satu orang yang mungkin unlucky pada saat itu, karena awal tahun 2018 diwacanakan adanya cost reduction. Wicis perusahaan mau ngga mau harus menekan segala biaya-biaya yang sekiranya bisa ditekan. Yaps, salah satunya adalah tidak akan diperpanjang atau tidak akan ada pengangkatan bagi karyawan yang statusnya masih kontrak dalam waktu dekat ini (entah maksud dalam waktu dekat ini tuh sampai kapan).

Lebih kurang 6 bulan lagi gue berencana untuk merit sama cewek yang udah lama gue menjalin hubungan dengannya. Sementara itu gue mesti kehilangan pekerjaan gue. Sampai dipostingnya tulisan gue ini, gue masih struggling untuk bisa dapetin pekerjaan lagi. Cukup boring emang sebulan lebih gue jobless di rumah dan pikiran gue terus-menerus dihantui rasa khawatir karena waktu terus berjalan menuju hari pernikahan gue.

God damn, apakah emang fasenya sedang seperti ini sebelum segalanya diijabah sama Alllah SWT?? Semacam challenge terhadap keimanan dan kepercayaan gue sama Allah bahwa apakah gue bakal berhenti disini? Apakah gue layak dapet kesempatan yang lebih baik lagi atau ngga? Apakah ini emang ujian karena gue mau menyempurnakan separuh agama gue?

Gue sama sekali ngga meragukan pertolongan Allah SWT itu bakal dateng atau ngga. Gue ngga meragukan kepercayaan gue. Gue percaya selalu ada harapan ketika gue berikan harapan itu kepada Allah SWT. Gue yakin ini adalah ujian. Lo anggap aja ujian ini berasa wisata, wisata untuk menikmati kedekatan kepada Allah SWT, momen-momen yang gue ngga rasain kecuali pas lagi diuji. And you have to deal with it! 

"Percaya weh da Allah mere masalah pasti geus sapaket jeung jalan kaluarna. Tinggal urangna anu peka. Sabar jadi ubarna, ikhtiar jadi jalan kaluarna." Itu kalo kata orang tua dengan pake bahasa sunda mah :D
Yap, ngga gampang emang. Tapi jangan memilih untuk berhenti dan putus asa. Kita ngga akan tau apa yang menanti kita diujung perjuangan sana. Sekarang ini, gue itu suka nyemangatin diri sendiri.
Semangat yha! Karena keajaiban itu ada dalam harapan baik seorang hamba kepada Rabb-nya.

Dan semoga 2018 elo, gue dan kita semua sedikit demi sedikit bisa menyelesaikan masalah-masalah untuk melengkapi rencana yang udah kita bangun sebegitu indah :)